LITERASI MEDIA – Malam itu, aroma kopi hitam menyeruak di Dapoer Muara Kenari, Citepus Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (15/10). Bukan sekadar tempat singgah biasa meja kayu dan kursi menjadi saksi pertemuan dua tokoh penting, Dandim 0622/Kabupaten Sukabumi Letkol Inf. Agung Ariwibowo dan anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Iman Adinugraha.
Mereka duduk santai, tanpa protokol yang kaku, tanpa jarak antara pangkat dan jabatan. Di hadapan mereka, hanya dua cangkir kopi yang mengepul dan obrolan yang mengalir apa adanya tentang Sukabumi, masyarakatnya, dan masa depan daerah yang mereka cintai.
“Kalau bicara pembangunan, jangan hanya dilihat dari infrastruktur fisik,” ujar Letkol Inf Agung Ariwibowo membuka percakapan.
“Yang tidak kalah penting itu membangun rasa aman, rasa percaya, dan semangat gotong royong di masyarakat. Sebab, itu pondasi sejati ketahanan daerah,”.
Nada bicaranya sangat tenang, namun tegas. Sebagai perwira TNI yang sehari-hari berhadapan langsung dengan dinamika masyarakat, Letkol Inf Agung Ariwibowo memahami bahwa stabilitas sosial adalah syarat utama bagi kemajuan wilayah.
Sementara itu, Iman Adinugraha, yang dikenal sebagai legislator muda yang dekat dengan akar rumput, mengangguk setuju. Dirinya menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengurai berbagai persoalan di Sukabumi dari pemerataan pembangunan hingga peningkatan kesejahteraan warga desa.
“Sukabumi ini besar dan kaya potensi. Tapi potensi itu akan tinggal jadi wacana kalau kita jalan sendiri-sendiri. Silaturahmi seperti ini sangat penting. Dari obrolan santai, sering muncul ide konkret yang bisa kita tindaklanjuti bersama,” ucapnya.
Keduanya sepakat, bahwa sinergi antara unsur TNI dan wakil rakyat bukan hanya sebatas simbol komunikasi antarlembaga, tetapi bentuk nyata kepedulian terhadap masyarakat. Dalam pandangan mereka, membangun daerah bukan sekadar tugas birokrasi, melainkan tanggung jawab moral.
Suasana malam semakin hangat. Sesekali keduanya tertawa kecil, mengingat pengalaman di lapangan dari kunjungan ke desa terpencil, hingga kisah warga yang gigih membangun jalan secara swadaya.
“Saya selalu kagum dengan semangat masyarakat Sukabumi,” tutur Dandim. “Mereka tidak menunggu bantuan datang, tapi bergerak sendiri. Itu yang harus terus kita dukung.”
Iman menimpali, “Itulah karakter orang Sukabumi mandiri, tapi tetap guyub. Tugas kami di legislatif adalah memastikan semangat itu mendapatkan ruang, dukungan, dan kebijakan yang berpihak.”
Dari percakapan ringan itu, tersirat pesan mendalam membangun daerah bukan hanya soal proyek dan anggaran, melainkan tentang membangun manusia dan hubungan antar manusia.
Di penghujung pertemuan, kedua tokoh itu menegaskan komitmennya untuk terus berkoordinasi dan membuka ruang dialog dengan masyarakat. Tak ada pernyataan resmi, tak ada liputan besar hanya semangat yang tumbuh dari kesederhanaan.
Sebuah silaturahmi yang menegaskan, bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari hal kecil secangkir kopi, sepasang telinga yang mau mendengar, dan niat tulus untuk berbuat bagi Sukabumi. (Kio).